Jakarta | mukhtarudin.com – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, menegaskan komitmen kementeriannya untuk menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto terkait peningkatan perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Mukhtarudin dalam acara “Satu Tahun Berdaya, Gotong Royong, Menuju Kemandirian” yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) di Ballroom Aryanusa, Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).
Mukhtarudin menyampaikan, fokus utama KemenP2MI saat ini mencakup peningkatan pendidikan vokasi, pelatihan, sertifikasi, dan penempatan pekerja migran secara lebih sistematis dan berkelanjutan.
“Arahan Bapak Presiden akan kami tindaklanjuti secara konkret. Salah satunya, melalui rencana peresmian delapan Migran Center di perguruan tinggi sebagai pusat pelatihan dan pemberdayaan pekerja migran,” ujar Mukhtarudin.
Acara tersebut juga menayangkan video pesan dari Presiden Prabowo Subianto, yang menyoroti capaian pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan nasional menjadi 8,47 persen, terendah sepanjang sejarah Indonesia. Presiden menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran pemerintahan dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Menteri UMKM Maman Abdurahman, Kepala Staf Kepresidenan M. Qodari, Wamen Koperasi Farida, Wamendes PDT Ahmad Riza Patria, Wamen Perindustrian Faisal, serta pimpinan lembaga negara dan kepala daerah dari berbagai provinsi.
Mukhtarudin menegaskan pentingnya pendidikan vokasi bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) sebagai strategi utama dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja nasional di pasar kerja internasional.
“Peningkatan vokasi bukan sekadar pelatihan kerja, tetapi investasi strategis untuk melindungi pekerja migran dari eksploitasi dan meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka,” jelasnya.
Ia menjelaskan, banyak negara tujuan seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, Taiwan, dan Singapura menerapkan standar sertifikasi keahlian yang ketat. Tanpa kompetensi formal, calon pekerja migran Indonesia kerap hanya memperoleh pekerjaan berupah rendah dan berisiko tinggi.
“Vokasi menjadi kunci agar pekerja migran kita tidak hanya bekerja di sektor low-skill, tetapi mampu bersaing di level profesional yang lebih aman dan sejahtera,” tambahnya.
Gotong Royong Kunci Menuju Kemandirian Bangsa
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar, menegaskan pentingnya semangat gotong royong sebagai pendorong utama kemandirian bangsa.
Dalam peringatan satu tahun pelaksanaan program pemberdayaan nasional bertema “Satu Tahun Berdaya, Gotong Royong, Menuju Kemandirian”, Cak Imin—sapaan akrabnya—mengajak seluruh elemen bangsa untuk membangun ekosistem yang mendorong masyarakat lebih produktif dan mandiri.
“Setiap rupiah dari anggaran negara yang dikeluarkan harus berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Dengan masyarakat yang berdaya, maka masyarakat produktif, dan dengan sendirinya negara akan kaya,” ujar Cak Imin.
Ia menegaskan, gotong royong bukan sekadar nilai budaya, tetapi prinsip kerja kolektif yang harus diintegrasikan dalam seluruh program pembangunan nasional.
