Iconomics – Surplus neraca perdagangan yang terjadi pada April 2022 senilai US$ 7,56 miliar dinilai suatu indikasi penguatan ekonomi nasional tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu. Karena itu, neraca perdagangan yang tinggi ini akan berdampak positif bagi produk domestic bruto (PDB) Indonesia pada Kuartal II/2022.
Soal itu, anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR Mukhtarudin mengatakan, pencapaian positif neraca perdagangan nasional dapat menopang stabilitas nilai tukar rupiah masih tertekan karena tensi geopolitik global. Karena itu, pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 dapat menjadi fokus utama pemerintah untuk mengambil kebijakan.
“Karena ini penting menjadi fondasi dalam menghadapi berbagai tantangan global kedepannya,” kata Mukhtarudin dalam keterangan resminya, Rabu (18/5).
Untuk diketahui, neraca perdagangan kembali melanjutkan tren surplus pada April 2022 dengan nilai mencapai US$ 7,56 miliar. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi yang berhasil melampaui bulan Oktober 2021 dengan nilai sebesar US$ 5,74 miliar.
“Kita bersyukur bahwa salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi ini terus mengalami performa gemilang dan bahkan kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kinerja positif juga ditunjukkan pada indikator ekspor yang mengalami surplus dengan nilai sebesar US$ 27,32 miliar. Angka surplus ekspor juga mampu mengungguli rekor tertinggi sebelumnya pada bulan Maret 2022 yang tercatat mencapai US$ 26,50 miliar.
Nilai ekspor tersebut salah satunya dipengaruhi oleh tingginya harga komoditas unggulan saat ini seperti harga CPO sebesar US$ 1.682,7/MT atau tumbuh 56,09% (yoy), batu bara sebesar US$ 302,0/MT atau tumbuh 238,83% (yoy), dan nikel sebesar US$ 33.132,7/MT atau tumbuh 100,55% (yoy).
“Selain program hilirisasi, pemerintah akan terus meningkatkan nilai ekspor Indonesia melalui berbagai upaya, salah satunya dengan melakukan program promosi ekspor dengan peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral. Forum G-20 juga akan dioptimalkan untuk menggali berbagai potensi kerja sama perdagangan dengan berbagai negara,” kata Menko Airlangga.