Jakarta — Anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi Golkar Drs H. Mukhtarudin mendukung upaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengintegrasikan semua riset milik pemerintah yang tersebar di 39 kementerian dan lembaga (KL).
Menurutnya, BRIN dibentuk pemerintah dalam rangka mengintegrasikan seluruh proses riset, penelitian dan inovasi. Maksudnya agar penelitian dalam satu lembaga ini terintegrasi tidak parsial dan saling mendukung, kata Mukhtarudin, Rabu, (19/1/2021).
Saat ini, terang Mukhtarudin, sudah 33 riset dari KL yang dialihkan ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan sisanya riset dari enam kementerian yang akan dialihkan, selambatnya, akhir Januari 2022.
Selain sesuai amanat Perpres, integrasi akan membuat riset lebih fokus, efisien, efektif, dan berkualitas.
Mukhtarudin mengatakan bahwa bangsa yang maju yakni menempatkan lembaga riset pada posisi penting.
“Ini penting, karena sebuah negara harus punya lembaga riset yang baik, terintegrasi dan terpadu,” terang Mukhtarudin.
Baca juga : Mukhtarudin: Lembaga Riset Jangan Ditunggangi Kepentingan Politik Jangka Pendek
Dirinya bilang persoalan yang muncul sekarang bagaimana BRIN bisa mengintegrasinnya. Artinya tentu harus mengakomodir para peneliti, SDMnya harus dipikirkan bagaimana proses integrasi tersebut, kata Politisi Dapil Kalimantan Tengah ini.
“Jadi, harus diakomodir secara selektif ya. Dengan tetap mengedepankan selektifitas yang obyektif. Artinya betul-betul peneliti yang mempunyai kemampuan riset yang baik / ahli yang harus diakomodir,” harap Mukhtarudin.
Kendati demikian, Mukhtarudin meminta BRIN terus melanjutkn kegiatan-kegiatan penelitian dan riset yang sedang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang terintegrasi kedalam BRIN. BRIN harus dapat menaungi spektrum aktivitas penelitian yang lebih luas.
Baca juga : Mukhtarudin: BRIN Jangan Sampai Ditunggangi Oleh Kepentingan Politik
“Proses seperti apa. Silahkan BRIN melakukannya secara obyektif, transparan denga pendekatan ilmiah. Bagi kita DPR RI menginginkan agar para peneliti yang tersebar di semua lembaga penelitian diakomodir secara baik,” beber Mukhtarudin.
Selain itu, Mukhtarudin mengingatkan lembaga BRIN kedepannya mesti dikelola secara ilmiah, agar tidak terjadi kontraproduktif di dalamnya.
“Bagaimana BRIN ini dikelola secara ilmiah, jangan ditunggangi oleh kepentingan politik jangka pendek. Karena Ini kepentingan nasional dalam rangka mengembangkan riset kita. Sebuah negara itu penting untuk memperdayakan risetnya secara baik. Kalo gak kita ketinggalan,” pungkas Mukhtarudin. (Yusbob)