Jakarta | Mukhtarudin.com — Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin, didampingi Wakil Menteri P2MI Christina Aryani, menerima kunjungan Pelaksana Tugas (Plt.) Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Soo-deok di Kantor KemenP2MI, Jakarta, Senin (13/10/2025).
Pertemuan tersebut membahas isu strategis penempatan pekerja migran Indonesia ke Korea Selatan, khususnya persoalan penumpukan roster atau daftar tunggu calon pekerja migran Indonesia (CPMI) di sektor service 2. Ribuan CPMI yang sudah masuk daftar tunggu diketahui belum dapat diberangkatkan karena perlambatan ekonomi di Korea Selatan.
Plt. Dubes Korea Selatan Park Soo-deok menjelaskan, perlambatan ekonomi tersebut berdampak langsung pada sektor jasa dan restoran.
“Pertumbuhan ekonomi Korea saat ini melambat, hanya sekitar satu persen atau kurang, dan dampaknya paling terasa di sektor restoran atau service industry,” ujar Park Soo-deok.
Sebagai langkah solusi, Pemerintah Korea Selatan memperluas cakupan sektor penempatan agar CPMI dapat terserap lebih banyak.
“Di sektor restoran, misalnya, wilayah penempatan kini diperluas dari hanya 10 atau 100 kota menjadi seluruh kota di Korea. Jenis pekerjaan juga ditambah, tidak hanya posisi asisten dapur tetapi juga pelayanan seperti waitress,” jelasnya.
Park menambahkan, sebagian CPMI dalam roster service 2 akan dialihkan ke sektor manufaktur, dengan tetap mempertahankan standar kompetensi kerja.
“Maka pemerintah Korea memutuskan untuk mengurangi roster di sektor service dan memindahkan sebagian ke manufaktur. Tahun ini, sektor service tidak menerima tambahan baru,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Mukhtarudin mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Korea Selatan dalam mencari solusi.
“Kami sangat mengapresiasi upaya Pemerintah Korea. Kebijakan perluasan sektor service 2 akan kami pelajari dan dalami lebih lanjut sebelum ditindaklanjuti. Meskipun belum dapat diterapkan dalam waktu dekat, kebijakan ini bisa menjadi solusi jangka panjang,” ujar Mukhtarudin.
Ia menambahkan, isu penumpukan roster dan perluasan sektor service 2 akan menjadi agenda pembahasan bersama delegasi Ministry of Employment and Labour (MOEL) Korea Selatan dalam waktu dekat.
“Isu ini akan menjadi salah satu bahan yang kami diskusikan bersama MOEL,” katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani menilai potensi penempatan pekerja migran ke Korea Selatan masih sangat besar, termasuk di sektor konstruksi (visa A7) dan pertanian (visa A8).
“Namun kami masih ingin mendengar langsung dari pihak Korea, seperti apa peluang dan kebutuhan yang bisa kami penuhi,” ujar Christina.
Christina juga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia memandang Korea Selatan sebagai mitra strategis dalam perlindungan dan penempatan pekerja migran.
“Kerja sama ini juga akan menjadi salah satu agenda penting dalam kunjungan kerja Presiden Prabowo ke Korea Selatan nanti, termasuk pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan (MOEL),” tuturnya.
Menutup pertemuan tersebut, Christina menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menjaga keberlanjutan skema Government to Government (G to G) yang diminati generasi muda.
“Meski saat ini ada tantangan akibat pelambatan ekonomi di Korea, kami optimistis masalah ini bisa diselesaikan bersama,” pungkas Christina.