JAKARTA– Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin menilai keinginan Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada energi bukan tanpa alasan.
Pasalnya, menurut Mukhtarudin Prabowo mempunyai kekhawatiran bahwa ketegangan geopolitik dan perang global bisa terjadi kapan saja yang dapat mengancam pasokan energi tanah air.
“Sehingga kita Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan energinya sendiri,” tutur Mukhtarudin, Jumat 31 Januari 2025.
Apalagi, Anggota Komisi XII DPR ini mengingatkan dalam situasi krisis, negara-negara cenderung memprioritaskan kepentingan domestik mereka, termasuk dalam hal energi.
Oleh karena itu, lanjut Mukhtarudin, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada impor energi.
“Salah satu cara yakni negara harus meningkatkan efisiensi energi dan diharapkan dapat menggunakan energi alternatif terbarukan,” ungkap Mukhtarudin.
Saat ini, pemerintah memperkirakan ekspor minyak mentah Indonesia mencapai 28 juta barel tahun ini. Dari jumlah tersebut, sekitar 12 hingga 13 juta barel ditargetkan untuk diolah di dalam negeri.
“Saya kira kebijakan ini dapat meningkatkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) nasional, sekaligus mempercepat tercapainya tujuan swasembada energi,” pungkas Mukhtarudin.
Impor Minyak Mentah Dihentikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan minyak mentah (crude oil) yang sebelumnya diekspor, bakal dialihkan untuk diolah kilang nasional.
“Sesuai arahan Presiden Prabowo, kami meminta kilang dalam negeri untuk memanfaatkan seluruh crude,” tegas Bahlil.
Ketum Golkar ini bilang Pemerintah, terus memperkuat upaya mencapai kemandirian energi nasional dengan mengoptimalkan pemanfaatan minyak mentah domestik.
“Selain itu, minyak mentah bagian kontraktor yang tidak sesuai spesifikasi juga diminta untuk diolah dan dicampur sehingga memenuhi standar yang diperlukan untuk konsumsi kilang domestik,” beber Bahlil.