JAKARTA– Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) Mukhtarudin mendorong percepatan pengembangan industri pengolahan komoditas sagu nasional.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini bilang potensi pengembangan sagu tersebut tentu dapat meningkatkan nilai tambah yang turut berkontribusi dalam penguatan perekonomian masyarakat Indonesia secara luas.
“Ini juga saya kira tentu akan memacu penyerapan tenaga kerja dalam negeri yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara nasional,” tutur Mukhtarudin, Rabu 30 Juli 2024.
Untuk itu, peraih penghargaan Tokoh peduli Daerah Terbaik Teropong Parlemen Award 2023 ini pun terus mendorong agar Kementerian Perindustrian tetap fokus meningkatkan kinerja hilirisasi sektor industri tanah air.
Pasalnya, Anggota Komisi VII DPR RI ini mengaku multiplier effect atau dampak berganda dari aktivitas hilirisasi industri tersebut telah terbukti nyata yakni meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk di tanah air.
“Juga menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja dalam negeri,” imbuh Mukhtarudin.
Indonesia sendiri pada tahun 2023 menduduki posisi ke-2, dengan nilai ekspor sekitar USD9 juta. Ini memiliki potensi luas lahan sagu terbesar di dunia.
Dari 6,5 juta ha lahan sagu di seluruh dunia, sekitar 5,5 juta ha atau 85%-nya berada di Indonesia. Sebaran lahan sagu terluas, sekitar 5,2 juta ha berada di Papua, yang saat ini pemanfaatannya masih rendah.
Untuk itu, Mukhtarudin berharap komoditas sagu dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat yang industrinya dapat dikembangkan.
“Dengan harapan bangsa Indonesia menjadi salah satu pemasok pati terbesar di dunia,” pungkas Mukhtarudin.
Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu 2024
Untuk diketahui, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita telah menyelenggarakan Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu 2024.
Dalam simposium tersebut, Agus menyampaikan, pertumbuhan pasar pati sagu secara global diprediksi akan tumbuh hingga 560 miliar dolar AS pada 2031 mendatang.
Agus mengatakan Indonesia harus ambil bagian di dalamnya, mengingat potensi sagu yang dimiliki Tanah Air begitu besar.
“Semoga kita bisa bersama-sama dapat merumuskan berbagai usulan kebijakan agar potensi bisa dioptimalkan. Mari kita sama-sama berpikir out of the box, bagaimana untuk mempercepat dukungan agar industri pengolahan sagu bisa tumbuh di Indonesia,” ujar Agus dalam pembukaan Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu 2024 di Jakarta, Senin.
Agus pun berharap hilirisasi industri sagu tidak hanya berhenti sampai pada pati sagu saja, tetapi juga dapat memacu pertumbuhan produk hilir lainnya seperti mie dan beras analog sagu serta produk non pangan seperti bioenergi.
“Penguatan riset sangat penting dilakukan untuk mendukung pengembangan hilirisasi sagu,” beber Agus.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah berkomitmen untuk terus meningkatkan hilirisasi pengembangan sagu melalui pengembangan diversifikasi produk, fasilitasi kerja sama antar industri pengolahan dan pengguna, mendorong program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) serta program restrukturisasi mesin dan peralatan bagi industri pengolahan sagu.
“Selain itu, Kemenperin berupaya bersinergi dengan pemangku kepentingan lain dari pusat maupun daerah sebagai langkah percepatan pengembangan industri pengolahan sagu,” pungkas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu 2024 mengajak partisipasi dari berbagai kementerian dan lembaga, akademisi serta praktisi.
Dalam rangkaian acara ini, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan beras analog sagu instan antara Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan dengan Pusat Riset Agro Industri Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen dan keseriusan dari pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri pengembangan dan pengolahan sagu.