JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang), Mukhtarudin, menyatakan bahwa ekonomi digital saat ini telah menjadi mesin utama pertumbuhan perekonomian nasional Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa pada tahun sebelumnya, ekonomi digital Indonesia tumbuh sebesar 22 persen dengan nilai ekonomi mencapai 77 miliar US dollar. Angka ini menyumbang sekitar 40 persen dari total transaksi digital di kawasan ASEAN.
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sangat menjanjikan dan diharapkan akan terus meningkat hingga tahun 2025,” ujar Mukhtarudin, Senin (8/7/2024).
Politisi Golkar dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah ini mengungkapkan rasa syukurnya atas peningkatan jumlah UMKM yang telah go digital dari tahun ke tahun.
DPR RI berharap tren ini akan terus berlanjut hingga 2025, mendukung ketangguhan perekonomian nasional yang tumbuh stabil di kisaran 5 persen serta mampu menjaga tingkat inflasi dalam sasaran yang ditetapkan.
“Dengan demikian, Indonesia semakin optimistis dalam mendorong transformasi ekonomi nasional menuju status negara maju pada tahun 2045,” tambah Mukhtarudin.
Meski optimistis, Mukhtarudin, peraih Tokoh Peduli Daerah Terbaik Teropong Parlemen Award 2023, mengingatkan bahwa pemerataan akses digital, khususnya bagi pelaku UMKM, adalah faktor krusial dalam membangun ketahanan ekonomi nasional.
Menurutnya, upaya untuk memperkuat perekonomian harus sejalan dengan pengembangan UMKM di tanah air.
Ekonomi Digital Punya Potensi Besar
Pada masa mendatang, Indonesia diperkirakan akan memiliki sekitar 320 juta penduduk dengan pendapatan per kapita sekitar US$ 26.000. Dengan demikian, ekonomi Indonesia diprediksi dapat mencapai sekitar US$ 9 triliun.
Menteri Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong pembaharuan dan peningkatan kinerja berbagai sektor ekonomi, terutama di era digitalisasi. Pemerintah telah meluncurkan roadmap “Making Indonesia 4.0” yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global.
Ke depan, lanjut Airlangga, digitalisasi berbagai industri akan terus dipercepat sehingga investasi di Indonesia akan lebih mengarah pada sektor padat modal yang membutuhkan keterampilan baru dari masyarakat.
“Saat ini, ekonomi digital kita bernilai sekitar US$ 80 miliar dan diharapkan pada tahun 2025 dapat meningkat menjadi US$ 125 miliar, serta mencapai sekitar US$ 400 miliar pada tahun 2030,” ujar Airlangga.
Airlangga juga menambahkan bahwa Indonesia telah menjadi negara dengan jumlah unicorn dan decacorn terbesar di antara negara-negara lain. Hal ini didukung oleh upaya pemerintah dalam mengintegrasikan pasar dengan negara-negara pASEAN sehingga memperluas jangkauan pasar.
“Di tengah berbagai upaya digitalisasi, tentu keamanan data juga menjadi salah satu tantangan dan aspek penting yang perlu terus diakselerasi,” tutup Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.