Drs. Mukhtarudin

Mukhtarudin: Revolusi Industri 4.0 Tuntut SDM Industri Harus Cepat Beradaptasi

“Karena industri ini perannya yang penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan potensial untuk diakselerasi lebih jauh lagi melalui penerapan industri 4.0"

JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan DPR RI Mukhtarudin mengatakan sejumlah sektor industri nasional telah siap memasuki era Industry 4.0 yang salah satunya yakni sektor industry makanan dan minuman.

Mengingat, kata Mukhtarudin industri makanan dan minuman merupakan prioritas utama dalam peta jalan making Indonesia 4.0.

“Karena industri ini perannya yang penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan potensial untuk diakselerasi lebih jauh lagi melalui penerapan industri 4.0,” tandas Mukhtarudin, Rabu 12 Juni 2024.

Untuk itu, Anggota Komisi VII DPR RI ini berharap revolusi Industri 4.0 tersebut sebagai momentum untuk mendorong sumber daya manusia (SDM) industri cepat beradaptasi dengan berbagai perkembangan teknologi digital saat ini.

Artinya, menurut Mukhtarudin, kehadiran revolusi Industri 4.0 bukan untuk dihindari, namun diperlukan adanya pembekalan keterampilan dasar, peningkatan keterampilan (up-skilling).

“Dan juga pembaruan keterampilan (reskilling) bagi para tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini,” imbuh Mukhtarudin.

Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini membantu revolusi Industri 4.0 merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama.

“Nah, saya kira tentu peningkatan jumlah SDM industri yang kompeten perlu terus dilakukan,” imbuh Mukhtarudin.

Tak ketinggalan, peraih penghargaan Tokoh peduli Daerah Terbaik Teropong Parlemen Award 2023 ini pun mengingatkan agar ada persiapan SDM industri melalui pendidikan vokasi dengan konsep link and match antara industri dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia.

“Pendidikan vokasi ini penting yang tentu mengarah pada high skill serta meningkatkan keterampilan SDM industri yang dominan low/middle ke level high skill bagi generasi muda kita” pungkas Mukhtarudin. (tim)