MUKHTARUDIN.COM – Itulah secara garis besar gambaran atas Visi 2045. Ini baru rancangan dan belum final karena masih akan disempurnakan melalui diskusi dan masukan dari para akademisi dan ahli dari berbagai kalangan untuk penyempurnaannya. Visi 2045 bukan hanya milik Partai Golkar namun untuk negeri ini. Karena itu dalam penyusunannya tidak hanya disusun oleh Partai Golkar saja, tapi juga dirumuskan bersama para pakar atau ahli dari berbagai bidang. Pengujian terhadap Visi 2045 yang sementara telah dirangkum menjadi sebuah buku setebal 132 halaman ini terus dilakukan, termasuk melibatkan kalangan kampus.
Kampus yang pertama menguji adalah Universitas Indonesia (UI). Pada 20 Februari 2013 lalu, di Gedung Terapung Perpustakaan UI, di fasilitasi Center for Election and Political Party, FISIP UI, kita diskusikan dengan visi ini. Banyak sekali masukan dari para dosen atau pakar di sana, mulai dari aspek ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya, yang kita tamping untuk perbaikan. Hal yang sama juga kita lakukan di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan pada 27 Maret 2013 lalu. Dalam waktu dekat, rencananya 5 April 2013, kami akan kembali menguji konsep Visi 2045 ini di Universita Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Menyusul setelahnya kampus-kampus lain se-Indonesia.
Tak hanya dengan kalangan kampus atau akademisi. Diskusi serupa juga kita lakukan dengan pihak lainnya, misalnya pada 18 Februari lalu kita mendiskusikan mengenai pendidikan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bersama jajarannya di Fraksi Partai Golkar DPR. Kita bahas ide Pendidikan Gratis 12 Tahun dan Kurikulum 2013. Setelah itu kita juga membahas mengenai konsep pembangunan dari desa dan RUU Desa di DPP Partai Golkar bersama para kepala desa dan pihak terkait.
Selain untuk merancang kemajuang bangsa dengan pembangunan yang terarah, terukur, dan berkesinambungan, dalam penyusunan Visi 2045 ini, Partai Golkar juga ingin mengenalkan tradisi baru. Tradisi baru yang ditawarkan Partai Golkar ini adalah: partai politik tidak hanya menawarkan calon presiden saja, tapi juga menyiapkan blueprint pembangunan nasional, yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam penyelenggaraan negara dan pelaksanaan pembangunan nasional.
Ini merupakan salah satu bukti dari dari komitmen Partai Golkar yang menyatakan diri sebagai The Party of Ideas, sebuah partai yang meletakkan ide dan gagasan menjadi instrumen politik, bukan intrik atau fitnah politik. Karena itu, di tengah dinamika kehidupan nasional yang diwarnai oleh intrik-intrik, bahkan fitnah-fitnah politik, Partai Golkar tidak ikut larut ke sana, dan tetap konsisten sebagai The Party of Ideas untuk memberikan sumbangsih secara konseptual bagi terselenggaranya pembangunan nasional di segenap bidang kehidupan.
Hal ini penting tegaskan, sebab saya melihat bahwa salah satu faktor yang menyebabkan bangsa ini kurang maju, karena tradisi intelektual di kalangan elit bangsa kurang mengakar, bahkan sebaliknya sangat diwarnai oleh hal-hal yang bersifat pragmatis. Hal ini sangat berbeda dengan apa yang pernah diteladankan oleh para pendiri negara, yang secara konsisten menjadikan ideologi dan intelektualitas sebagai landasan dan orientasi perjuangannya.
Akhir kata, meski Visi 2045 belum sempurna dan akan terus diuji dan disempurnakan, namun hal ini telah menjadi bukti komitmen kami bahwa berpolitik bukan untuk kepentingan jangka pendek semata, tetapi untuk kepentingan jangka panjang demi terciptanya bangsa Indonesia yang maju dan sejahtera.