Jakarta | mukhtarudin.com — Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menegaskan pentingnya pendidikan vokasi sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan daya saing pekerja migran Indonesia di pasar global.
Pernyataan tersebut disampaikan Mukhtarudin saat menerima audiensi Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (Himmah) di Kantor KemenP2MI, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
“Pendidikan vokasi sangat krusial untuk mendorong transformasi penempatan pekerja migran dari sektor low skill menuju medium-high skill worker,” ujar Mukhtarudin.
Menurutnya, penguatan pendidikan vokasi merupakan bagian dari arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya peningkatan kompetensi tenaga kerja sebagai strategi besar pembangunan manusia Indonesia.
“Bapak Presiden menegaskan bahwa pelindungan pekerja migran tidak bisa dilepaskan dari peningkatan kualitas dan keterampilan. Karena itu, pendidikan vokasi menjadi kunci untuk melahirkan pekerja migran yang profesional dan berdaya saing,” ungkapnya.
Mukhtarudin menilai, transformasi tersebut akan membawa dampak positif terhadap citra dan posisi pekerja migran Indonesia di tingkat internasional.
“Kita tidak boleh berhenti pada skema penempatan sebagai domestic worker atau asisten rumah tangga. Kita harus mampu bersaing di sektor-sektor yang membutuhkan tenaga kerja terampil,” tegasnya.
Lebih lanjut, Mukhtarudin menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan visi tersebut. KemenP2MI, kata dia, terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai organisasi, termasuk Himmah, dalam memperkuat edukasi dan sosialisasi migrasi aman.
“Kami siap berkolaborasi, khususnya dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berangkat secara prosedural dan memahami hak-hak pekerja migran,” pungkas Menteri Mukhtarudin.
KemenP2MI saat ini terus memperkuat sinergi dengan dunia pendidikan, lembaga masyarakat, dan organisasi pemuda untuk menciptakan pekerja migran Indonesia yang kompeten, berdaya saing, dan terlindungi.